GARDA NESW.COM
Salah satu petilasan makam keramat yang berlokasi di kaki gunung salak Desa.Girijaya Kecamatan.Cidahu Kabupaten. Sukabumi Kp.Girijaya Pusat Rt/Rw:010/004. Minggu (19/06/2022)
Petilasan ini dinamai pasarean eyang santri Beliau salah seorang ulama besar keturunan dari, kanjeng gusti pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagara I Alias Pangeran Sambernyowo Alias Pangeran Raden Mas Said ( Kraton Kartasura,7 Afril ,1725 – Surakarta,28 Desember 1795) Adalah pendiri Paraja Mangkunagara, Sebuah keadipatian tinggi di wilayah jawa tengah bagian timur, dan Pahlawan Nasional Indonesia, Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunagara Kartasura dan Ibunya bernama R.A. Wulan.
Berawal dari Raden Mas Said yang belajar dari desa mojogedang karang pandan, karang anyar jawa tengah beliau pernah berguru kepada seorang pertapa wanita yang bernama nyai karang, ketika berjuang beliau melawan belanda Raden Mas Said menggunakan markasnya di desa nglarohna di dampingi senopati yang sekaligus gurunya (kudono warso), semakin hari ilmu jaya kewijayaan Raden Mas Said semakin tinggi.
Ilmunya yang semakin tinggi kemudian di turunkan ke anak cucunya yang mewarisi adalah bernama Kiyai Santi (KPH Djoyo Koesoemo ), selain diangkat sebagai penasehat pribadi sunan paku Buwono IV. Kiyai Santri diakui sebagai teman mengasah ilmu sastra ilmu dan kebatinan.
Perjuangan melawan belanda,mengakibatkan Kiyai Santri di kejar – kejar. Akhirnya beliau memilih keluar Kraton dan keliling tanah jawa sambil memperdalam keilmuanya. Kiyai santri berkawan pula dengan Ronggowarsito, Mangkunagara IV dalam mengkaji dan tukar kaweruh jawa,pada perjalanan akhirnya beliau memilih desa girijaya di kaki gunung salak,sukabumi jawa barat sebagai tempat perhentian terakhir disanalah beliau tinggal dengan di dampingi dua orang istri beliau.
Perjalan sepiritualnya mampu menghadirkan kanjeng ratu kidul sebagai guru beliau, Eyang lawu (Kaki Semar) dan leluhur lainya sebagai seorang guru. Murid – Murid Kiyai Santri Cukup banyak,selalu di didik bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Pendidikan yang berdasar pada budaya jawa asli. Diantara murid beliau adalah : Paku Buwono IV,V,VI,IX,X, Mangku negara IV,VII. Hos Cokro Aminoto Dr/ Wahidin Sudiro Husodo dan yang terakhir Adalah Bung Karno, Beliau hidup hingga Usia 159 Tahun Dan Meninggal Pada Tahun 1929 Masehi di desa girijaya sukabumi.
Keterangan Juru kunci Bpk Cucun, saat di temui awak media mengatakan “sampai saat ini alhamdulillah masih banyak pengunjung yang berziarah dari berbagai wilayah ada yang siang juga ada yang malam,dan alhamdulillah juga masih banyak peziarah yang mau menyisihkan sedikit rizkinya untuk perawatan ataupun renovasi tempat penziarahan.namun kami memohon kepada pemerintah daerah atau pusat untuk memperhatikan kami juga sebagai pengelola tempat keramat ini”.ujarnya.