Kementan Beri Bantuan Petani Kembangkan Lahan Tadah Hujan di Lamongan
Menghadapi musim tanam bulan April – September, Kementerian Pertanian memaksimalkan gerakan pompanisasi. Gerakan ini dinilai paling efektif untuk pengairan sawah dengan sistem tadah hujan di musim kemarau.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan gerakan pompanisasi ini dinilai paling efektif untuk pengairan sawah tadah hujan di musim kemarau. Pasalnya, selama ini sawah tadah hujan tidak bisa tanam di musim tanam dua ini.
“Pompanisasi ini adalah untuk mengaktifkan sawah-sawah tadah hujan kita pada masa musim tanam kedua, dan ke depan ini bulan April September ini musim tanam kita,” kata Ali Jamil saat tanam padi di Desa Turi, Kecamatan Maduran, Selasa (19/2/2024).
Ali menjelaskan secara nasional program pompanisasi ditargetkan 1 juta hektar lahan tadah hujan, 500 hektar di wilayah jawa, dan 50 hektar di wilayah luar jawa. Khusus Lamongan, Ali menyebut luas baku sawah terbesar nomor satu di Jawa Timur lebih dari 95 ribu, luas baku sawah di Jatim sekitar 1,21 juta hektar dan ada sekitar 30 ribu tadah hujan di Lamongan.
“Jadi 30 ribu hektar tadi mohon diusulkan pompanya, bisa disebutkan pompanya saja atau sekalian rumah pompanya, ukurannya, berapa unit, ujarnya.
Kementan juga bakal menggelontorkan bantuan kepada petani di Lamongan, yang meliputi pompa air, benih padi hibrida dan benih jagung kepada sejumlah kelompok tani, serta asuransi pertanian. Bantuan yang diberikan adalah padi inbrida untuk 16 ribu hektar senilai Rp 5,443 milyar, benih jagung hibrida untuk 12 ribu hektar senilai Rp 10,8 milyar, 2 pompa air 8 dim, serta, asuransi pertanian senilai 69,24 juta.
“Kita berharap lahan tadah hujan bisa kita suport pompanya sekitar 1,5 juta hektare di Jawa dan 500 ribu hektare di luar jawa,” ucap Ali.
Mendapat dukungan secara langsung dari Kementrian Pertanian, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi mengapresiasi sekaligus menyambut baik program pompanisasi ini. Program ini diharapkan dapat menambah musim tanam masyarakat.
“Kita menyambut baik apa yang disampaikan Pak Dirjen, kita akan segera mencari titik-titik itu dan saya yakin akan disambut baik oleh petani 30 ribu lahan tadah hujan ini bisa meningkatkan IP-nya (indeks pertanaman) setidaknya menjadi dua,” ungkap Pak Yes.
Sebelumnya, Ali Jamil didampingi Bupati Lamongan dan jajaran Forkopimda juga berkesempatan meninjau secara langsung pompa air di Desa Pringgoboyo Maduran. Pompa tersebut mampu mengcover 224 hektar lahan di Desa Pringgoboyo dan Desa Turi.
Air dari pompa di Desa Pringgoboyo ini dialirkan menggunakan sistem saluran yang dibuat untuk menaikan air dari Bengawan Solo ke saluran irigasi yang dialirkan kesaluran tersier untuk mengairi lahan pertanian.
(( Red ))
Editor ( Denz)