MASSA AKSI DI BANDUNG LEMPARI BATU DAN PETASAN KE GEDUNG DPRD JABAR

Garda News ~ Kota Bandung

Masa aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60/PUU-XXII/2024, mulai pelemparan batu hingga petasan di Gedung DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro Kota Bandung, kamis (22/8). Massa yang telah berkumpul sejak pagi, terus bartambah jumlahnya menjelang akhir waktu aksi pada Kamis sore.

Berdasarkan pantauan 16.00 WIB, massa mulai melerpari batu dari samping depan gedung DPRD Jabar. Bahkan beberapa massa aksi melemparkan petasan dan kembang api ke arah gedung DPRD.

Kawat berduri yang pasang di sepanjang tembok gedung DPRD Jabar, mulai di hancurkan oleh massa dengan menggunakan kayu. Hal itu di lakukan agar bisa naik ke tembok serta pagar pembatas gedung DPRD Jabar.

Selain itu, terpantau beberapa orang naik ke pagar mengahancurkan kamera pengintai atau CCTV yang berada di atas gerbang pintu masuk gedung. Massa pun bersorak ketika CCTV berhasil di hancurkan satu persatu.

Kawasan jalan Diponegoro pun kian di padati oleh massa dari berbagai unsur masyarakat, mahasiswa serta pelajar. Namun tak ada pun petugas kepolisian yang berada di luar gedung DPRD Jabar. Para polisi nampak berada di halaman dalam gedung DPRD Jabar dengan beberapa kendaraan taktis.

Sementara koordinator aksi, Indra mengatakan, terkait adanya informasi penundaan paripurna penetapan revisi UU Pilkada sudah di ketahuin ya. Hanya dirinya tidak bisa membendung massa aksi yang turut menyuarakan beberapa kegelisahan yang terhadap rezim Presiden Joko Widodo.

” Betul info itu sudah masuk ke kita, ini akumulasi kemuakan yang tidak bisa di bendung, kami bersama masyarakat yang hadir menunjukan bentuk kemarahan kita. Menentang ke tidak adilan dan bersuara atas nama masyarakat,” kata Indra saat di temui di sela aksi.

Dengan peristiwa saat ini, Indra memastikan bahwa dirinya sudah tidak percaya terhadap pemerintah, karena hingga saat ini masyarakat terus menjadi korban penindasan.

” Di depan DPRD ini, kami menunjukan bahwa sudah tidak percaya pemerintahan atau eksekutifnya karena kita masyarakat tertindas. Sehingga menunjukan kemuakkan dan kemarahan kepada DPR dan stakeholder lain sebagainya,” ungkapnya.

((( Sandi )))
Editor (( Denz ))