garda News ~ Maluku
Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada meningkatnya realisasi inflasi tahunan Maluku menjadi sebesar 6,89% (yoy) pada September 2022. Hal ini, disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku, Bakti Artanta dalam rilis yang diterima Redaksi, Kabar Timur. Kamis (6/10) Pasalnya, capaian tersebut kata Artanta lebih tinggi dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya yakni, sebesar 6,65% (yoy). “Inflasi tahunan Maluku pada September 2022 juga lebih tinggi dari capaian inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,95% (yoy), sekaligus lebih tinggi dari sasaran inflasi nasional pada rentang 3,0+1% (yoy),” ungkapnya. Mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon ini mengungkapkan, bahwa peningkatan harga BBM ini secara khusus telah berdampak langsung pada meningkatnya tekanan harga pada kelompok Transportasi. “Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 21,60% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 15,57% (yoy),” kata Bakti. Menurutnya potensi tingginya tekanan inflasi lebih lanjut, dari penyesuaian harga BBM ke depan menjadi perhatian yang begitu serius bagi TPID Provinsi Maluku. Provinsi Maluku pada September 2022 mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan sebesar 0,34% (mtm). Capaian inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,71% (mtm) dan capaian inflasi nasional yang tercatat 1,17% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, menurunnya harga dari komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah, serta komoditas perikanan seperti ikan layang, ikan selar, dan ikan tongkol mendorong penurunan inflasi Provinsi Maluku pada September 2022. Penurunan inflasi dari komoditas bahan makanan inipun, mampu menahan tekanan inflasi yang muncul dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap sebagian besar komoditas. Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022, TPID Provinsi Maluku terus memperkuat strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) yang telah dituangkan dalam Roadmap (Peta Jalan) Pengendalian Inflasi 2022-2024. Selain itu, optimalisasi serta pemanfaatan anggaran Belanja Tidak Tetap (BTT) maupun Dana Transfer Umum (DTU) untuk pengendalian inflasi akan terus didorong untuk melengkapi implementasi GNPIP yang terus dilakukan di Provinsi Maluku. “Pengendalian inflasi pangan akan terus menjadi fokus TPID di Provinsi Maluku untuk dapat meredam dampak inflasi dari penyesuaian harga BBM,” tutup Wartawan :G93 editor ( Denz )garda News ~ Maluku
Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada meningkatnya realisasi inflasi tahunan Maluku menjadi sebesar 6,89% (yoy) pada September 2022.
Hal ini, disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku, Bakti Artanta dalam rilis yang diterima Redaksi, Kabar Timur.
Kamis (6/10)
Pasalnya, capaian tersebut kata Artanta lebih tinggi dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya yakni, sebesar 6,65% (yoy).
“Inflasi tahunan Maluku pada September 2022 juga lebih tinggi dari capaian inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,95% (yoy), sekaligus lebih tinggi dari sasaran inflasi nasional pada rentang 3,0+1% (yoy),” ungkapnya.
Mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon ini mengungkapkan, bahwa peningkatan harga BBM ini secara khusus telah berdampak langsung pada meningkatnya tekanan harga pada kelompok Transportasi.
“Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 21,60% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 15,57% (yoy),” kata Bakti.
Menurutnya potensi tingginya tekanan inflasi lebih lanjut, dari penyesuaian harga BBM ke depan menjadi perhatian yang begitu serius bagi TPID Provinsi Maluku.
Provinsi Maluku pada September 2022 mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan sebesar 0,34% (mtm).
Capaian inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,71% (mtm) dan capaian inflasi nasional yang tercatat 1,17% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, menurunnya harga dari komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah, serta komoditas perikanan seperti ikan layang, ikan selar, dan ikan tongkol mendorong penurunan inflasi Provinsi Maluku pada September 2022.
Penurunan inflasi dari komoditas bahan makanan inipun, mampu menahan tekanan inflasi yang muncul dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap sebagian besar komoditas.
Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022, TPID Provinsi Maluku terus memperkuat strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) yang telah dituangkan dalam Roadmap (Peta Jalan) Pengendalian Inflasi 2022-2024.
Selain itu, optimalisasi serta pemanfaatan anggaran Belanja Tidak Tetap (BTT) maupun Dana Transfer Umum (DTU) untuk pengendalian inflasi akan terus didorong untuk melengkapi implementasi GNPIP yang terus dilakukan di Provinsi Maluku.
“Pengendalian inflasi pangan akan terus menjadi fokus TPID di Provinsi Maluku untuk dapat meredam dampak inflasi dari penyesuaian harga BBM,” tutup
Wartawan :G93
editor ( Denz )